Bukittinggi-Ketua PMI Chairunnas dan Kepala Markas PMI Ahmad Jaiz memberikan statementnya terkait insiden kecil antara relawan dengan beberapa keluarga korban pada event Road Rice dan kemudian seorang pembalap meninggal dunia di Rumah Sakit Otak Minggu (01/10).
Kepala Markas PMI Kota Bukittnggi Akhmad Jais mejelaskan kepada awak media di Markas PMI kota Bukittinggi pada Senin (01/10), pada kegiatan road rice dan ketika itu ada kecelakaan dan dievakuasi ke Rumah Sakit otak dan informasi terakhir kita terima korban meninggal dunia dan kemudian panita menugaskan kita untuk membawa korban ke rumah duka yakni di Lasi Kabupaten Agam Sumatera Barat.
Baca juga:
Satpol PP Padang Amankan 5 Pemandu Karaoke
|
"Kita tugaskan lah para relawan, seperti biasa teman-teman sudah standby piket dan itu sudah pelayanan kita sehari hari mulai dari jenazah , media dll, ini berhubungan dengan kegiatan Road Rice, jadi waktu itu relawan kita agak sedikit viral dari biasanya, padahal ini sudah kegiatan rutin kita dari Markas
Lanjut dikatakannya, ketika relawan sampai disana ada sedikit insiden kecil saat temen temen sedang sibuk mengevaluasi dan mengurusi jenazah tiba tiba ada yang pingsan dan ada masyarakat yang menyampaikan kata kata yang tidak pantas waktu itu pada kawan kawan relawan.
"Bagi kami itu tidak masalah karena kita menolong orang, kadang kita menolong pun tidak ada ucapan terima kasih ataupun kadang malah kita dimarahin, itu tidak ada masalah di PMI sebetulnya yang penting kita diamanatkan oleh pengurus sesuai dengan tugas kita seperti hastag 2022 kita melayani dengan sepenuh hati ini yang kita terapkan kepada kawan-kawan yang bertugas di lapangan, " terangnya.
Menurut Ahmad Jais, apapun kondisinya kawan-kawan sudah siap tapi kadang-kadang, manusia ada juga batas kesabaran apalagi kondisinya seperti itu orang sedang ramai kawan kawan sedang sibuk, ada bahasa yang tidak pantas keluar.
"Jadi kami atas nama Kepala Markas kota Bukittinggi mewakili kawan kawan di lapangan mohon maaf juga apabila ada bahasa bahasa yang tidak pantas dikeluarkan kawan kawan, itu karena kondisi psikologis yang dialami kawan kawan di lapangan, " ungkapnya.
Ia menambahkan, sekali lagi kita sampaikan bahwa PMI itulah PMI apalagi kita siapa memberikan pelayanan prima pelayanan sepenuh hati dan melayani sepenuh hati.
"Mudah-mudahan ini jadi pembelajaran, agar bisa menata diri mengintrospeksi diri agar lebih baik kedalamnya supaya bisa melayani masyarakat lebih maksimal lagi jadi bagaimana masyarakat menilai kami kembalikan kepada masyarakat dan kamipun tidak perlu beliau minta maaf kepada kami dan itulah resiko di lapangan, " harap Kepala Markas PMI Ahmad Jais.
Dijelaskan dia, saat event Road Rice Kita menurunkan 6 personil seluruh nya kita standby kan ambulance medis di lokasi dan dengan 4 personel dan satu orang itu sudah specialized pertolongan pertama, dan sudah punya sertifikat, dan untuk mengantisipasi hal yang terburuk kita siapkan satu ambulans lagi standby diluar lintasan arena, dan ketika terjadi insiden yang fatal yang diluar arena yang bergerak ketempat musibah.
Saat yang bersamaan, Ketua PMI kota Bukittinggi H.Chairunnas menyampaikan, ia mengapresiasi kegiatan relawan.relawan PMI khususnya PMI Bukittinggi, .kita melayani dengan sepenuh hati dan itu sudah dicantumkan pada rapat kerja 2022 bahwasanya jika setiap ada kegiatan dalam membantu masyarakat khususnya Bukittinggi dan kabupaten sekeliling.
"Setiap ada kegiatan kita sudah arahkan dan terjunkan seluruh relawan dan kita sudah berikan pelatihan kepada semua relawan kita untuk pertolongan pertama, " ujar Chairunnas.
Dikatakannya, kita melayani sepenuh hati, itu sudah dicantumkan waktu rapat kerja 2022, bahwasanya setiap ada kegiatan dalam mengerjakan membantu masyarakat, kita terjunkan dan kita sudah berikan pelatihan kepada semua relawan kita untuk pertolongan pertama.
"Setiap kegiatan itu sudah sertifikasi semua Alhamdulillah adik-adik bekerja di lapangan dengan sepenuh hati dan melayani dengan sesuai dengan hastag, " terangnya.
Menurut Ketua PMI Chairunnas, PMI memberikan, menolong masyarakat itu dengan sepenuh hati, kalau sudah bekerja dari hati Insyaallah ini akan memberikan dampak yang positif.
Kita juga menjelaskan bawa setiap kehadiran para relawan PMI bukan mencari imbalan apa-apa, .kami hanya diperintahkan oleh tugas sesuai dengan aturan dan undang-undang nomor 1 tahun 2018, yakni membantu masyarakat baik yang terdampak korban maupun yang terdampak dari bencana alam dan donor darah.dan kita tidak pandang siapa siapa, " pungkas Chairunnas.
(LindaFang).