BUKITTINGGI, – Dua Institut Agama Islam Negeri (IAIN) di Sumatra Barat (Sumbar), yakni IAIN Bukittinggi dan IAIN Batusangkar, resmi bertransformasi menjadi Universitas Islam Negeri (UIN). Masing-masing menyandang nama sebagai UIN Sjech M. Djamil Djambek dan UIN Mahmud Yunus.
Alih status kedua UIN tersebut ditandai dengan dikeluarkannya Peraturan Presiden (Perpres) RI No. 84 dan 85 yang diteken Presiden Joko Widodo pada 8 Juni 2022 lalu.
Dilihat dari laman resmi Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum (JDIH) Sekretariat Kabinet (Setkab), ada tiga IAIN lainnya yang ikut berubah status.
Ketiganya adalah IAIN Pekalongan menjadi UIN KH Abdurrahman Wahid Pekalongan, IAIN Padang Sidempuan menjadi UIN Syekh Ali Hasan Ahmad Addary Padangsidimpuan, dan IAIN Salatiga Menjadi UIN Salatiga.
Penasbihan Sjech M. Djamil Djambek sebagai nama baru IAIN Bukittinggi merujuk pada sosok pelopor pembaruan Islam di Minangkabau pada awal abad ke-20.
Sjech M. Djamil Djambek merupakan ahli ilmu falak terkemuka dan perintis dakwah dengan cara tablig.
Sementara itu, Mahmud Yunus yang ditabalkan menjadi nama IAIN Bukittinggi adalah seorang ulama bidang tafsir dan ahli pendidikan Islam Indonesia.
Mahmud Yunus dikenal pula melalui karya-karyanya meliputi sedikitnya 75 judul buku, termasuk menyusun Tafsir Qur’an Karim dan Kamus Arab-Indonesia.
Dengan beralihnya status IAIN Bukittinggi dan Batusangkar menjadi UIN, maka di Sumbar saat ini sudah terdapat tiga UIN. Satunya lagi adalah UIN Imam Bonjol Padang. (**)