Bukittinggi- - Pasca Lebaran, pekerjaan saluran drainase primer dari depan SMPN 1 Bukittinggi menuju Rumah Potong Hewan (RPH)akan segera dilanjutkan. Anggaran untuk proyek itu dipatok sekitar Rp5 miliar, dan pengerjaannya kini sudah memasuki masa kontrak.
Hal ini disampaikan Sekretaris Kota Bukittinggi Martias Wanto usai menghadiri apel gabungan dihari pertama bekerja usai Lebaran, pada Senin(10/05), bahwa pemenang tender sudah ada, masa sanggah juga sudah dilewati. Kini sedang dalam tahap pembuatan surat kontrak untuk segera dimulai pengerjaannya. Jangka waktu pengerjaan enam bulan, tapi kalau bisa lebih cepat lagi.
Dipaparkan Martias, bahwa ia ingin memastikan penuntasan drainase itu, sudah memenuhi persyaratan untuk dilanjutkan, lalu pengerjaan proyek akan dimulai dari lokasi yang berdampak pada masyarakat setempat, pedagang pasar, dan pengunjung wisata.
“Volume minimal yang besar diprioritaskan dilaksanakan lebih awal agar aktivitas warga tidak terganggu. Pak Wali Kota sudah mengintruksikan kepada kami agar segera menyelesaikan masalah ini, dan segera memulai kembali proyek itu, ” ungkap dia
Dijelaskan Martias Wanto, pekerjaan proyek tersisa sekitar 50 persen, sesuai kontrak yang diputus dari pelaksana sebelumnya. Bagian yang belum tergali sama sekali yaitu mulai depan SMPN 1 Bukittinggi sampai ke Jalan Perintis. Katanya, bagian itu tidak dikelola sama sekali dan sengaja ditahan agar tidak terlalu mengganggu aktivitas warga.
“Anggaran sekitar Rp5 miliar. Secara administratif menghitung 45 atau 50 persen, maka yang dilanjutkan. Tapi akan dilihat lagi, jika ada kekurangan, akan ditambahkan. Selama pengerjaan kembali, akses jalan tidak bisa ditutup total, karena jalur padat. Safety pekerjaan yang tersedia. Pola kerja disesuaikan per segmen, umpamanya per 100 meter. Ada ruas yang dibongkar dulu baru ditutup, tidak serta-merta digali semua. Ini yang harusnya dan akan diterapkan, ” pungkas Martias Wanto.
Untuk diketahui, Wako Erman Safar dalam instruksinya meminta kontraktor yang memenangkan tender proyek ini tidak lagi berulang kesalahan yang sama seperti kontraktor terdahulu.
“Tiap proyek konstruksi wajib memperhatikan sistem manajemen keselamatan kerja, baik dari aspek teknis, maupun kenyamanan masyarakat sekitar dan pengguna jalan, yang jelas Pemko harus ambil peran dan turun ke lapangan memberi solusi langsung atas masyarakat, ” pungkas Wako Erman.(Linda)