Bukittinggi - -Wakil Walikota Bukittinggi Marfendi Datuak Basa Balimo pada Senin (24/10) menyampaikan perlunya melakukan kaderisasi penulis muda untuk menuliskan sejarah para tokoh-tokoh Minangkabau.
Hal itu disampaikan Buya Marfendi, sapaan akrabnya, saat mengunjungi Rumah Sejarah Indonesia di Cilodong Kota Depok dan bertemu dengan sejumlah penulis.
“Sejarah tokoh-tokoh Minang masih banyak terpinggirkan. Akhirnya, banyak generasi muda saat ini tidak mengetahui, ” ucap dia.
Marfendi mengatakan Tanah Minang merupakan sumber lahirnya banyak ulama, cendekiawan dan intelektual Muslim yang jasanya dirasakan oleh bangsa dan negara.
Mereka antara lain Diplomat ulung Haji Agus Salim, proklamator Republik Indonesia Bung Hatta, Perdana Menteri Mohammad Natsir hingga ulama legendaris Buya Hamka.
“Para pendiri bangsa ini banyak berasal dari Tanah Minangkabau, ” ujar Buya Marfendi.
Marfendi mengatakan penulisan sejarah mengenai tokoh-tokoh Sumatera Barat ini sangat penting karena mereka memiliki peran mendirikan NKRI.
“jadi sebelum pohon patah, kita harus menanamkan kembali, ” kata dia menganalogikan.
Pemkot Bukittinggi, terang Buya Marfendi, sangat menekankan pentingnya data sejarah dan arsip mengenai para tokoh Minang.
"Kami sudah merencanakan membangun pustaka dan arsip daerah untuk menempatkan arsip-arsip sejarah di Kota Bukittinggi, " terang Buya Marfendi. "Kami ingin warga Bukittinggi bisa menikmati perpustakaan dan arsip secara nyaman." tuturnya.
Pendiri Rumah Sejarah Indonesia Hadi Nur Ramadhan mengaku siap melahirkan para penulis untuk mengangkat tokoh-tokoh Minang dalam dunia literasi.
“Rumah Sejarah Indonesia memiliki koleksi tulisan Bung Hatta, Natsir, Hamka, Agus Salim, Sjahrir dan lain-lain. Termasuk buku-buku para pendiri bangsa lainnya. Total buku mencapai sekitar 9.300, ” ucap Hadi.
Dalam waktu dekat, ujar Hadi, Rumah Sejarah Indonesia berencana menggelar Sekolah Politik Minangkabau yang mengkaji jejak juang tokoh-tokoh asal Minang dalam pentas sejarah Indonesia.
“Kita ingin mengenalkan para pendiri bangsa kepada generasi milenial, ” tandas Hadi.
(LINDA)